Jumat, 19 Maret 2010

TES PRESTASI


banner180

diskon belanja 5% gunakan

Kode hadianto di lessthanthirteen


Dalam bidang psikologi tes dikategorikan kedalam tes non kognitif & tes kognitif.

Tes non kognitif, disebut juga tes performansi tipikal, adalah seperangkat tes yang apabila tes tersebut dikenakan kepada testee (orang yang dikenai tes)maka testee akan memberikan respon yang sesuai dengan tipikal kepribadiannya. Setiap jawaban yang diberikan oleh testee pada tes non kognitif tidak pernah dinilai benar atau salah, setiap jawaban yang sesuai dengan perasaan testee itu dianggap jawaban yang paling baik. Termasuk dalam kategori tes Non Kognitif adalah 1. Tes-tes kepribadian seperti: tes 16 PF, tes EPPS, tes CAQ, tes MMPI, tes NSQ, tes TAT, tes CAT, tes Rho. 2. Tes Minat seperti: RMIB, Kuder. 3. Tes sikap seperti: Tes Kraepelin.

Tes kognitif atau disebut tes performansi maksimal, adalah seperangkat tes yang apabila dikenakan pada testee, maka testee akan merespon dengan kemampuan maksimal yang dimilikinya untuk merespon tes tersebut. Jawaban testee pada tes ini akan dinilai benar dan salah, dan dalam pengerjaannya selalu dibatasi oleh waktu, berbeda dengan tes Non kognitif yang tidak pernah ada batasan waktu. Termasuk dalam kategori tes kognitif ini adalah: 1. Tes IQ yang mengukur kemampuan umum atau faktor G (kemampuan yang dimiliki oleh setiap orang), contoh tes yang masuk dalam kategori tes IQ adalah: tes CFIT, tes WAIS, tes WISC, tes BINET, tes IST,tes CPM, tes TINTUM, tes TIKI, 2. Tes Bakat atau tes yang mengukur kemampuan spesifik, atau bakat, atau faktor s, contoh tes yang masuk dalam kategori ini adalah: tes DAT, FACT, 3. Tes prestasi.

Tes prestasi belajar atau biasa dikenal dengan achievement test, merupakan bagian dari tes kognitif. Perbedaan yang paling esensial antara tes kognitif yang lain denga tes prestasi adalah terletak pada materi tes. Pada tes prestasi, testee yang hendak dikenai sebuah pengetesan telah memiliki gambaran tentang soal-soal yang akan diberikan dan bagaimana dia akan memberikan jawaban, sementara pada tes IQ dan tes bakat tidak demikian.

Mengenai prosedur perakitan soal tes, tidak terdapat perbedaan yang cukup berarti, jika terlebih dahulu dilakukan uji psikometri pada soal-soal tes prestasi sebelum digunakan. Uji psikometri bertujuan untuk menganalisis taraf kesukaran soal (apakah soal terlalu sulit, terlalu mudah atau cukup) dan daya pembeda soal (apakah soal dapat membedakan antara siswa dengan kemampuan rendah dengan siswa yang berkemampuan tinggi).

Prosedur konstruksi tes prestasi adalah sebagai berikut:
1. Melakukan identifikasi tujuan dan kawasan ukur.
2. Menentukan batas perilaku dan kompetensi.
3. Menentukan kompnen isi atau indikator.
4. Membuat blue print
5. Menulis aitem.
6. Mentelaah aitem apakah sudah sesuai dengan tujuan & kawasan ukur atau belum.
7. Uji coba
8. Analisis item.
9. Perakitan tes & penyususnan instruksi (diambil dari item yang falid).
10. Melakukan uji reliabilitas.
11. Bentuk final (tes siap pakai).

Untuk menentukan tujuan & kawasan ukur, menentukan batasan kompetensi, menentukan komponen isi atau indikator & untuk membuat blue print, diperlukan beberapa data sebagai berikut:
1. RPP DOWNLOAD RPP DISINI .
2. Silabus DOWNLOAD SILABUS DISINI .
3. PROTA DOWNLOAD PROTA DISINI .

Tulisan ini saya posting untuk mempermudah pemahaman para mahasiswa di program studi psikologi IAIN sunan Ampel Surabaya, dalam mengidentifikasi tujuan & kawasan ukur. Semoga dapat membantu.
 

Daftar Blog

Daftar Blog

  • PROGRAM BANGKIT - Telah di buka Program Bangkit dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) yang merupakan program pembinaan talenta digital untuk mahasiswa ...
    2 tahun yang lalu

Daftar Blog

suhadianto.blogspot.com Copyright © 2009 WoodMag is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template