Gus Dur Sang Pahlawan. Kenapa tiba tiba pemilik suhadianto.blogspot.com menulis sesuatu yang sangat jauh dari semangat blog ini? Tulisan ini bisa menurunkan rating blog di alexa atau di google serach sebab tulisannya tidak konsisten? Tulisan ini bisa membuat pengunjung blog merasa aneh? dan mungkin banyak lagi yang ada dalam pikiran pembaca saat membaca tulisan ini.
Tulisan ini memang tidak biasa. Tulisan ini sengaja saya buat sebagai hadiah tujuh hari meninggalnya Gus Dur atau K.H. Abdurrahman Wahid. Semoga amal ibadah beliau diterima oleh Allah SWT.
Gus Dur adalah seorang ulama' yang Nasionalis. Seorang ulama yang mampu membumikan ajaran Islam. Hal yang paling saya kagumi adalah pemikiran-pemikiran beliau yang selalu menekankan pada pembumian ajaran Islam kultural bukan Islam struktural. Gus Dur selalu menekankan agar semua umat Islam membumikan ajaran Islam dengan berperilaku yang baik kepada semua orang, tanpa terkecuali. Beliau juga selalu mengingatkan supaya tidak memaksakan Islam ke ranah struktural atau mencoba membuat Negara Islam.
Pemikiran Gus Dur telah mampu mencerdaskan generasi-generasi Nahdhatul Ulama, termasuk saya. Ribuan Peziarah yang silih berganti mengunjungi pemakaman beliau sampai hari ketujuh ini telah cukup membuktikan bahwa beliau adalah idola semua warga Indoneisa. Tidak hanya ummat Islam tetapi semua ummat beragama baik kristen, hindun budha, konghucu semua datang dan ikut berdo'a.
Gustav Jung, seorang Psikolog Barat yang disebut sebut sebagai Psikolog Agama ini mengatakan bahwa manusia memiliki apa yang disebut dengan ketidak sadaran kolektif. Ketidak sadaran kolektif berisi segala hal yang disepakati bersama oleh manusia pada alam bawah sadar. Masa yang berbondong bondong datang dan berebutan jenazah Gus Dur tanpa memikirkan keselamatan diri mereka adalah bentuk ketidak sadaran kolektif. Artinya semua sepakat bahwa Gus Dur adalah pahlawan. Tanpa ada pengakuan dari Negara sekalipun Gus Dur adalah pahlawan Nasional bagi semua ummat beragama. Seharusnya Presiden SBY tidak perlu sangsi lagi dengan kepahlawanan beliau. Lanjutkan untuk menjadikan Gus Dur sebagai Pahlawan Nsional.
Tulisan ini memang tidak biasa. Tulisan ini sengaja saya buat sebagai hadiah tujuh hari meninggalnya Gus Dur atau K.H. Abdurrahman Wahid. Semoga amal ibadah beliau diterima oleh Allah SWT.
Gus Dur adalah seorang ulama' yang Nasionalis. Seorang ulama yang mampu membumikan ajaran Islam. Hal yang paling saya kagumi adalah pemikiran-pemikiran beliau yang selalu menekankan pada pembumian ajaran Islam kultural bukan Islam struktural. Gus Dur selalu menekankan agar semua umat Islam membumikan ajaran Islam dengan berperilaku yang baik kepada semua orang, tanpa terkecuali. Beliau juga selalu mengingatkan supaya tidak memaksakan Islam ke ranah struktural atau mencoba membuat Negara Islam.
Pemikiran Gus Dur telah mampu mencerdaskan generasi-generasi Nahdhatul Ulama, termasuk saya. Ribuan Peziarah yang silih berganti mengunjungi pemakaman beliau sampai hari ketujuh ini telah cukup membuktikan bahwa beliau adalah idola semua warga Indoneisa. Tidak hanya ummat Islam tetapi semua ummat beragama baik kristen, hindun budha, konghucu semua datang dan ikut berdo'a.
Gustav Jung, seorang Psikolog Barat yang disebut sebut sebagai Psikolog Agama ini mengatakan bahwa manusia memiliki apa yang disebut dengan ketidak sadaran kolektif. Ketidak sadaran kolektif berisi segala hal yang disepakati bersama oleh manusia pada alam bawah sadar. Masa yang berbondong bondong datang dan berebutan jenazah Gus Dur tanpa memikirkan keselamatan diri mereka adalah bentuk ketidak sadaran kolektif. Artinya semua sepakat bahwa Gus Dur adalah pahlawan. Tanpa ada pengakuan dari Negara sekalipun Gus Dur adalah pahlawan Nasional bagi semua ummat beragama. Seharusnya Presiden SBY tidak perlu sangsi lagi dengan kepahlawanan beliau. Lanjutkan untuk menjadikan Gus Dur sebagai Pahlawan Nsional.