Bagi para pembaca yang sudah akrab dengan gangguan autis mungkin tidak asing dengan hal-hal berikut:
• Adi adalah anak umur 3 tahun tetapi dia belum bisa mengeluarkan suara A…..
• Simon adalah anak umu 4 tahun tetapi dia belum bisa bilang mama.
• Toni adalah anak umur 5 tahun tetapi dia belum bisa menjawab pertanyaan “Hallo Toni, Apa kabar Toni? Atau Selamat siang Toni..”
Sebagian besar anak dengan gangguan autisme akan mengalami gangguan keterlambatan berbicara seperti yang dialami oleh Adi, Simon dan Toni diatas. Kenapa demikian? Karena menurut persektif teori neurologis, autis disebabkan oleh adanya masalah dalam Susunan Syaraf Pusat (SSP) yang berkaitan dengan koordinasi gerakan motorik, bahasa, konsentrasi, dan kemampuan reseptif.
BAGAIMANA CARA PENGAJARANNYA
Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam mengajarkan berbicara pada anak dengan gangguan autis (selanjutnya disebut anak dengan ASD). Tahapan-tahapan yang harus dilalui adalah sebagai berikut:
• Mengajarkan anak imitasi suara
• Mengajarkan anak imitasi kata.
• Mengajarkan anak saling menyapa.
• Mengajarkan anak menjawab pertanyaan-pertanyaan sosial.
Tahapan-tahapan tersebut harus dilakukan, karena cara belajar anak dengan ASD adalah menggunakan teknik asosiasi sehingga semua aktivitas harus diajarkan secara bertahap, dari bagian-bagian baru keseluruhan, sebagai contoh: Untuk mengajarkan membaca pada anak dengan ASD terlebih dahulu kita harus mengajarkan huruf-huruf besar, huruf-huruf kecil, suku kata, baru membaca. Sementara pada anak normal kita bisa mengajarkan membaca dengan teknik gestalt, sebagai contoh untuk mengajarkan anak membaca kita bisa langsung mengjarkan anak membaca beberapa kata sebagai berikut: PAPA, MAMA, BUDI, SASA, SUSU, baru kemudian kita menjelaskan kalau PAPA itu terdiri dari huruf P, A, P, A dan seterusnya. Sebagian pembaca mungkin tidak asing dengan gambar dibawah ini:
Gambar diatas adalah contoh cara mengajarkan anak membaca Al-Qur’an dengan metode qiro’ati yang dususun oleh bapak Dzarkasih. Metode tersebut menggunakan konsep gestal. Cara mengajarnya anak diminta membaca susunan abjad terlebih dahulu () baru kemudian anak dikenalkan ini huruf alif, ini huruf ba’ ini huruf ta’. Metode ini terbukti sangat luar bisa untuk mengajarkan anak membaca Al-Qur’an. Tetapi tidak akan efektif jika diterapkan pada anak dengan ASD, karena pada anak dengan ASD cara belajarnya adalah mengandalkan asosiatif.
MENGAJARKAN ANAK IMITASI SUARA
Mula-mula kita akan mengajarkan anak untuk imitasi suara fokal A...I...U...E...O... terlebih dahulu, baru kemudian kita akan mengajarkan yang lainnya. Langsung saja kita masuk pada cara pengajarannya:
Langkah pertama : Kondisikan anak duduk manis di depan kita.
Langkah kedua : Beri instruksi pada anak "Adi lihat tiru A...."
Langkah ketiga : Jika anak bisa menirukan berikan dia imbalan dengan berkata "iya bagus" disertai senyuman, sebaliknya jika anak tidak bisa beri hukuman dengan berkata "tidak" disertai dengan pandangan tidak menyenangkan (INGAT!!! yang diperlukan dalam metode ini adalah ketegasan, bukan kekerasan, jangan sekali-kali memukul atau menyakiti anak).
Langkah keempat : Beri instruksi untuk yang kedua "Adi lihat tiru A...."
Langkah kelima : Jika anak bisa menirukan berikan dia imbalan dengan berkata "iya bagus" disertai senyuman, sebaliknya jika anak tidak bisa beri hukuman dengan berkata "tidak" disertai dengan pandangan tidak menyenangkan (INGAT!!! yang diperlukan dalam metode ini adalah ketegasan, bukan kekerasan, jangan sekali-kali memukul atau menyakiti anak).
Langkah keenam : Beri instruksi untuk yang ketiga "Adi lihat tiru A...."
Langkah ketujuh : Beri imbalan jika anak dapat menirukan instruksi yang diberikan, dan jika anak tidak dapat menirukan beri bantuan dan sertakan imbalan (dengan memberikan bantuan fisik berupa menggerakkan mulut anak sambil berkata "lihat tiru A...." "iya baguuus").
Catatan :
Beri instruksi seperti contoh diatas sebanyak 15 kali setiap sesi belajar.
Jika anak secara berturut-turut melakukan dua kali kesalahan, beri bantuan untuk instruksi berikutnya sebagaimana contoh diatas.
BAGI PARA PEMBACA YANG BERMINAT UNTUK MENDALAMI BIDANG PENDIDIKAN UNTUK ANAK AUTIS BISA BERGABUNG DENGAN QUANTUM SPECIAL NEED TRAINING CENTER DI RUKO PONDOK NIRWANA JL. RAYA KEDUG ASEM PN-05 SURABAYA. TELP. 031 8713188
KLIK DISINI UNTUK MEMBACA ARTIKEL TERKAIT.
KLIK DISINI UNTUK MEMBACA TULISAN-TULISAN SAYA DALAM BENTUK MS WORD, MS EXCEL, MS POWER POIN, PDF.
• Simon adalah anak umu 4 tahun tetapi dia belum bisa bilang mama.
• Toni adalah anak umur 5 tahun tetapi dia belum bisa menjawab pertanyaan “Hallo Toni, Apa kabar Toni? Atau Selamat siang Toni..”
Sebagian besar anak dengan gangguan autisme akan mengalami gangguan keterlambatan berbicara seperti yang dialami oleh Adi, Simon dan Toni diatas. Kenapa demikian? Karena menurut persektif teori neurologis, autis disebabkan oleh adanya masalah dalam Susunan Syaraf Pusat (SSP) yang berkaitan dengan koordinasi gerakan motorik, bahasa, konsentrasi, dan kemampuan reseptif.
BAGAIMANA CARA PENGAJARANNYA
Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam mengajarkan berbicara pada anak dengan gangguan autis (selanjutnya disebut anak dengan ASD). Tahapan-tahapan yang harus dilalui adalah sebagai berikut:
• Mengajarkan anak imitasi suara
• Mengajarkan anak imitasi kata.
• Mengajarkan anak saling menyapa.
• Mengajarkan anak menjawab pertanyaan-pertanyaan sosial.
Tahapan-tahapan tersebut harus dilakukan, karena cara belajar anak dengan ASD adalah menggunakan teknik asosiasi sehingga semua aktivitas harus diajarkan secara bertahap, dari bagian-bagian baru keseluruhan, sebagai contoh: Untuk mengajarkan membaca pada anak dengan ASD terlebih dahulu kita harus mengajarkan huruf-huruf besar, huruf-huruf kecil, suku kata, baru membaca. Sementara pada anak normal kita bisa mengajarkan membaca dengan teknik gestalt, sebagai contoh untuk mengajarkan anak membaca kita bisa langsung mengjarkan anak membaca beberapa kata sebagai berikut: PAPA, MAMA, BUDI, SASA, SUSU, baru kemudian kita menjelaskan kalau PAPA itu terdiri dari huruf P, A, P, A dan seterusnya. Sebagian pembaca mungkin tidak asing dengan gambar dibawah ini:
Gambar diatas adalah contoh cara mengajarkan anak membaca Al-Qur’an dengan metode qiro’ati yang dususun oleh bapak Dzarkasih. Metode tersebut menggunakan konsep gestal. Cara mengajarnya anak diminta membaca susunan abjad terlebih dahulu () baru kemudian anak dikenalkan ini huruf alif, ini huruf ba’ ini huruf ta’. Metode ini terbukti sangat luar bisa untuk mengajarkan anak membaca Al-Qur’an. Tetapi tidak akan efektif jika diterapkan pada anak dengan ASD, karena pada anak dengan ASD cara belajarnya adalah mengandalkan asosiatif.
MENGAJARKAN ANAK IMITASI SUARA
Mula-mula kita akan mengajarkan anak untuk imitasi suara fokal A...I...U...E...O... terlebih dahulu, baru kemudian kita akan mengajarkan yang lainnya. Langsung saja kita masuk pada cara pengajarannya:
Langkah pertama : Kondisikan anak duduk manis di depan kita.
Langkah kedua : Beri instruksi pada anak "Adi lihat tiru A...."
Langkah ketiga : Jika anak bisa menirukan berikan dia imbalan dengan berkata "iya bagus" disertai senyuman, sebaliknya jika anak tidak bisa beri hukuman dengan berkata "tidak" disertai dengan pandangan tidak menyenangkan (INGAT!!! yang diperlukan dalam metode ini adalah ketegasan, bukan kekerasan, jangan sekali-kali memukul atau menyakiti anak).
Langkah keempat : Beri instruksi untuk yang kedua "Adi lihat tiru A...."
Langkah kelima : Jika anak bisa menirukan berikan dia imbalan dengan berkata "iya bagus" disertai senyuman, sebaliknya jika anak tidak bisa beri hukuman dengan berkata "tidak" disertai dengan pandangan tidak menyenangkan (INGAT!!! yang diperlukan dalam metode ini adalah ketegasan, bukan kekerasan, jangan sekali-kali memukul atau menyakiti anak).
Langkah keenam : Beri instruksi untuk yang ketiga "Adi lihat tiru A...."
Langkah ketujuh : Beri imbalan jika anak dapat menirukan instruksi yang diberikan, dan jika anak tidak dapat menirukan beri bantuan dan sertakan imbalan (dengan memberikan bantuan fisik berupa menggerakkan mulut anak sambil berkata "lihat tiru A...." "iya baguuus").
Catatan :
Beri instruksi seperti contoh diatas sebanyak 15 kali setiap sesi belajar.
Jika anak secara berturut-turut melakukan dua kali kesalahan, beri bantuan untuk instruksi berikutnya sebagaimana contoh diatas.
BAGI PARA PEMBACA YANG BERMINAT UNTUK MENDALAMI BIDANG PENDIDIKAN UNTUK ANAK AUTIS BISA BERGABUNG DENGAN QUANTUM SPECIAL NEED TRAINING CENTER DI RUKO PONDOK NIRWANA JL. RAYA KEDUG ASEM PN-05 SURABAYA. TELP. 031 8713188
KLIK DISINI UNTUK MEMBACA ARTIKEL TERKAIT.
KLIK DISINI UNTUK MEMBACA TULISAN-TULISAN SAYA DALAM BENTUK MS WORD, MS EXCEL, MS POWER POIN, PDF.